Minggu, 26 Desember 2010

DUNIA

 
Allah swt. berfirman dalam Hadits Qudsi :
" Wahai dunia! Berkhidmatlah kepada orang yang telah berhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu."



Allah swt. berfirman kepada dunia dan memanggil dengan menempatkannya sebagai orang yang berakal. Diperintahkannya agar berkhidmat atau melayani dan meladeni orang yang suka meluangkan atau menghabiskan waktu untuk berkhidmat kepada Allah swt. bersungguh-sungguh beribadah kepada-Nya, memperbanyak amal kebajikan karena Dia semata dalam mencari dan menggunakan dunia, menjauhi larangan-Nya, menggiatkan diri untuk taat kepada-Nya, baik yang berhubungan dengan Khaliq ( Allah swt) maupun amalan yang bertalian dengan kepentingan masyarakatnya. Bilamana orang itu betul-betul berkhidmat kepada Allah swt. maka dunia ini atau alam ini pasti akan berkhidmat kepadanya. Kalau ia seorang petani, sawah ladang atau hasil buminya akan subur melimpah dan mudah rizkinya. Kalau ia seorang pedagang, akan mudah peruntungan dalam perdagangannya, mudah dapat kemajuan dalam perusahaannya, ia mudah mendapat rizki yang halal.
Orang yang berkhidmat kepada Allah swt. senatiasa akan menikmati sehat badan, menikmati ketenangan hidup, menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan rumah tangga, menikmati kerukunan bertetangga dll. Meskipun hidupnya sederhana, akan tetapi hidup dan kehidupannya itu benar-benar mendapat dukungan dan pelayanan dari seluruh kehidupan dunia sekitarnya. Allah swt. telah menundukkan dan menyerahkan dunia ini dengan segala yang ada padanya, juga seluruh langit dengan isinya kepada manusia, untuk diusahakan dan diolahnya, guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan berpedoman pada tuntunan Agama Allah.
Nabi Daud as. ketika hidup dalam usia seratus tahun masih segar-bugar, kuat beribadah, berjuang dan beramal. Perhatikan sabda Rasululloh saw :
" Tidak seorang pun makan makanan yang paling baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Sesungguhnya nabi Daud makan makanan hasil usaha tangannya sendiri."
Lebih dari itu beliau mempunyai suara emas yang merdu bak buluh perindu. Ketika Nabi Muhammad saw. mendengar qira'at sahabatnya, Abu Musa Al-Asy'ari pada suatu tengah malam, beliau merasa kagum, dan ketika bertemu dengannya, spontan beliau bersabda : " Benar-benar engkau telah diberi suara seruling dari seruling Nabi Daud."
Allah swt memberitahukan kepada Nabi Daud as. dengan perantara Malaikat Jibril as mengenai dunia. Dunia penuh dengansahwat hawa nafsu rendah dan kesedapan yang menjijikan. Betapa hinanya yang menyalah gunakan dunia atau menyimpang dari garis yang telah ditentukan. Bagaikan anjing yang mengerumuni bangkai busuk dan berebutan menariknya kian kemari. Nabi Daud as diperingatkan Allah swt agar jangan berbuat seperti anjing atau seperti anjing yang ikut bersama-sama anjing lainnya memperebutkan bangkai busuk yang sangat jijik itu.
Dunia yang dilukiskan menjijikan itu berada dekat dengan diri kita di alam fana ini, selalu mengganggu kita dan mendorong untuk menguasai dengan cara yang tidak ada buah dan hasilnya di akhirat. Dunia seperti itu mendorong kita untuk bersenang-senang dengan berbagai maksiat, termasuk juga berfoya-foya atau bermewah-mewah yang berlebih-lebihan. Dan hamba-hamba yang melampaui batas, menyalahi cita-cita akhirat dan tujuan yang jujur, mislanya menumpahkan sepenuh perhatiannya hanya tertuju pada dunia belaka, hingga cita-citanya pun hanya satu yaitu menumpuk kekayaan, sedangkan untuk bekal hidup nanti setelah mati tidak dihiraukannya, maka biarkanlah ia mengurus dirinya sendiri. Tidak usah dibantu tapi biarkan berusaha sendiri saja. Bagaimanapun ia menumpahkan perhatiannya dalam mengejar dunia dengan penuh egois dan tamak, namun tidak akan menguntungkannya dan ia tidak akan berhasil lebih dari apa yang telah ditentukan oleh Allah swt. Alangkah sedikitnya bahagianya di dunia dibandingkan dengan nasibnya di akhirat. (Hadits Qudsi, K.H. M. Ali Usman - H. A.A. Dahlan - Prof. Dr. H. M.D. Dahlan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar