Kamis, 26 Mei 2011

TIPS BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS YANG SYAR'I”

TIPS BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS YANG SYAR'I”


1. Jangan berduaan dengan lawan jenis di tempat sepi, kecuali ditemani mahram dari sang wanita (jadi bertiga)

“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341, Lihat Mausu’ah Al Manahi Asy Syari’ah 2/102]

“Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi)

2. Jangan pergi dengan lawan jenis lebih dari sehari semalam kecuali si wanita ditemani mahramnya

“Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sehari semalam tidak bersama mahromnya.” [HR Bukhori: 1088, Muslim 1339]

3. Jangan berjalan-jalan dengan lawan jenis ke tempat yang jauh kecuali si wanita ditemani mahramnya

“…..jangan bepergian dengan wanita kecuali bersama mahromnya….”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341]

4. Jangan bersentuhan dengan lawan jenis, jangan berpelukan, jangan meraba, jangan mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih dari sekedar jabat tangan

”Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)

Bersabda Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” [HR Malik 2/982, Nasa’i 7/149, Tirmidzi 1597, Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll]

5. Jangan memandang aurat lawan jenis, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya
“Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30)
“…zina kedua matanya adalah memandang….” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
6. Jangan membicarakan/melakukan hal-hal yang membuat terjerumus kedalam zina

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra 32)
“Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
7. Jangan menunda-nunda menikah jika sudah saling merasa cocok

“Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).


“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan.” (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)

Bagi yang sudah terlanjur berbuat dosa maka bertaubatlah dan jangan putus asa, Allah pasti mengampuni hambanya yang bertaubat dan memohon ampun…

Jumat, 22 April 2011

KUMPULAN HADITS AKHIR ZAMAN

Kumpulan Hadits akhir zaman

Orang miskin akan bertambah jumlahnya.

(Amal ad-Din al-Qazwini, Mufid al-‘Ulum Ma-mubid alhumum)

 Kekayaan hanya dibagikan di kalangan orang-orang kaya saja, dengan tidak ada manfaatnya bagi orang-orang miskin.

(H.r. Tirmizi)

 Perzinaan akan lazim dilakukan secara terang terangan.

(H.r. Bukhari)

 Saat Akhir tidak akan tiba hingga mereka (orang orang jahat) berbuat zina di jalan-jalan (tempat lalu lintas umum).

(H.r. Ibnu Hibban dan Bazzar)

 Laki-laki akan meniru-niru perempuan; dan perempuan akan meniru-niru laki-laki.

(‘Allamah Jalaluddin Suyuthi, ad-Durr-Mantsur)

 Orang-orang akan memperturutkan hawa nafsunya dalam melakukan perbuatan homoseksual dan lesbianisme.

(Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul ‘Ummaal)

 Mendekati as-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan muncul suatu waktu di mana ilmu (agama) akan dicabut (lenyap) dan kebodohan menyebar di mana-mana …

(H.r. Bukhari)

 Akan tiba suatu masa pada umatku, tatkala tak ada yang tersisa dari al-Qur’an kecuali bentuk lahirnya, dan tak ada yang tersisa dari Islam kecuali namanya dan mereka akan menyebut diri mereka dengan nama ini walaupun mereka adalah orang-orang yang paling jauh darinya.

(Ibnu Babuya, Tsawab al-A‘mal)

 Akan tiba suatu masa pada umat ini tatkala orang-orang akan membaca al-Qur’an, namun al-Qur’an itu tidak akan jauh — menuju kalbu mereka, melainkan — sebatas (dari tenggorokan mereka).

(H.r. Bukhari)

 “Akan terjadi di mana ilmu tidak ada lagi.” (Ziyad) bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana ilmu akan lenyap padahal kami masih membaca al-Qur’an dan mengajarkan bacaannya kepada anak-anak kami, dan anak-anak kami pun akan mengajarkannya kepada anak-anak mereka hingga Hari Kebangkitan?” Beliau saw. bersabda: “Ziyad, tidakkah orang-orang Yahudi dan Nasrani membaca Taurat dan Injil namun tidak berbuat sesuai dengan apa yang terkandung di dalamnya?”

(H.r. Ahmad, Ibnu Majah, Tirmizi)

 Sungguh, kalian akan mengikuti jejak-jejak, dari umat-umat sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa sehingga bila mereka memasuki lubang biawak pun, kalian juga akan mengikuti mereka,” Kami (para Sahabat) berkata, “Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi?”

(H.r. Bukhari)



Sebelum Hari Kiamat akan ada huru hara bagaikan bagian-bagian dari suatu malam yang gelap gulita.

(H.r. Abu Dawud)



 Sebelum Hari Kiamat akan terjadi huru hara bagaikan bagian-bagian malam yang kelam di mana seorang laki-laki pada pagi harinya masih beriman dan pada sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya masih beriman dan pagi harinya kafir.

(H.r. Abu Dawud)

 Akan tiba suatu saat di mana seorang laki-laki tidak peduli lagi tentang bagaimana caranya dia memperoleh sesuatu, entah itu dengan cara halal ataukah haram.

(H.r. Bukhari)

 Serigala-serigala akan memberikan petunjuk dan arahan pada Akhir Zaman. Hendaknya mereka yang menjumpai saat itu berlindung kepada Allah dari kejahatan mereka. Mereka adalah seburuk-buruk manusia. Kemunafikan akan merajalela, dan tak seorang pun yang merasa malu dengannya dan perwujudannya.

(H.r. Tirmizi, Nawadir al-Ushul)

 Akan tampak pada masa akhir nanti orang-orang yang akan memperoleh keuntungan duniawi dengan menggunakan agama.

(H.r. Tirmizi)

 Rasulullah saw. bersabda, “Pada Akhir Zaman akan muncul orang-orang yang tidak segan-segan menggunakan agama demi tujuan-tujuan duniawi dan mengenakan shuf (pakaian dari bahan bulu domba) di depan umum untuk memperlihatkan kesahajaan. Lidah mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala.”

(H.r. Tirmizi)





 Pada Akhir Zaman di kalangan orang-orang beriman, orang-orang, yang menghias masjid-masjid namun hati mereka sendiri dibiarkan berada dalam puing-puing, yang tidak merawat agama mereka sebagaimana halnya mereka begitu pedulinya terhadap pakaian mereka, yang mengabaikan kewajiban-kewajiban agama mereka demi kepentingan duniawi mereka, akan bertambah banyak jumlahnya.

(H.r. Bukhari dan Muslim)

 Hari Kiamat tidak akan tiba hingga yang tersisa adalah orang-orang yang tidak menyadari kebaikan ataupun tak pernah mencegah kemungkaran.

(H.r. Ahmad)

 Menjelang as-Sa‘ah (Hari Kiamat), amal saleh makin sedikit.

(H.r. Bukhari)

 As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala suara suara ditinggikan di dalam masjid-masjid.

(H.r. Tirmizi)

 As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala para penguasa adalah penindas.

(Al-Haytsami, Kitab al-Fitan)

 Akan datang suatu masa pada umatku di mana ... masjid-masjid akan dipenuhi manusia namun kosong dari hidayah yang benar. (Ibnu Babuya, Tsawab al-A‘mal)

 Akan datang suatu masa di mana orang-orang munafik akan hidup secara diam-diam di tengahtengah kalian, dan orang-orang yang beriman akan berusaha menjalankan agama mereka secara rahasia di tengah-tengah orang-orang lainnya.

(H.r. Bukhari dan Muslim)

 Akan datang suatu masa di mana orang-orang menjadikan masjid sebagai tempat pertemuan.

(Diriwayatkan oleh Hasan r.a.)

 Siapa saja yang membaca al-Qur’an maka mintalah (ganjarannya) kepada Allah. Karena pada saat-saat terakhir nanti akan banyak orang yang membaca al-Qur’an dan meminta upah darinya kepada orang lain.

(H.r. Tirmizi)

 Manakala al-Qur’an dibaca seperti sedang menyanyikan sebuah lagu, dan manakala seseorang dimuliakan karena membaca, dengan demikian, walaupun dia bukan orang alim (berilmu)…

(Ath-Thabarani, Al-Kabir)

 Hari Kiamat akan tiba manakala orang-orang percaya kepada bintang-bintang dan menolak al-Qadar (takdir Allah).

(Al-Haytsami, Kitab al-Fitan)

 ak disangsikan, akan tiba suatu masa pada manusia di mana tak seorang pun akan selamat dari riba. Apabila seseorang dapat menghindarkan diri agar tak terlibat secara langsung, namun dia tidak akan lolos dari asap-asap (akibat-akibat)nya … Akibatakibatnya ini bagaimanapun akan mengenainya.

(Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.)

Akan tiba suatu masa di mana orang-orang kaya akan pergi haji untuk bertamasya, orang yang berpunya untuk kepentingan bisnis, orang bijak untuk pamer dan orang miskin untuk mengemis.

(Diriwayatkan oleh Anas r.a.)

 Akan ada tahun-tahun penipuan, di mana orang-orang yang memiliki amanah tidak akan dipercayai sedangkan orang yang pembohong akan dipercaya.

(Ibnu Katsir)

 Akan tiba tahun-tahun terjadinya kebingungan. Orang-orang akan mempercayai seorang pembohong, dan tidak percaya kepada orang yang berkata jujur. Orang-orang tidak akan mempercayai seorang yang memiliki sifat amanah, dan mempercayai orang yang memiliki sifat khianat.

(H.r. Ahmad)

 Hari Pengadilan tidak akan tiba hingga orang-orang yang paling rendah adalah orang-orang yang paling berbahagia.

(H.r. Tirmizi)

 Pada Akhir Zaman, orang-orang akan menjalankan perniagaan mereka namun hampir tak ada seorang pun yang dapat dipercaya.

(H.r. Bukhari dan Muslim)

 Sungguh, ketika tiba Saat Terakhir, akan terdapat… kesaksian palsu dan penggelapan bukti-bukti.

(H.r. Ahmad dan Hakim) .

 Sebelum tibanya as-Sa‘ah (Hari Kiamat), akan ada salam khusus bagi orang-orang yang diistimewakan.

(H.r. Ahmad)

 Tidak akan ada Pengadilan hingga salam tidak diberikan kepada orang-orang namun hanya kepada orang-orang tertentu saja.

(Mukhtashar Tadzkirah karya Qurthubi)

 Seseorang tidak lagi memiliki ikatan kasih sayang dengan ibunya, dan mengusir ayahnya jauh-jauh …

(H.r. Tirmizi)

 Pertama-tama akan ada keributan pada diri sese-orang mengenai keluarganya, harta bendanya, diri nya sendiri, anak-anaknya, tetangga-tetangganya.

(H.r. Bukhari dan Muslim)

 Manakala yang tua tidak mengasihi yang muda, manakala yang muda tidak menghormati yang tua … tatkala anak-anak jadi pemarah … maka Pengadilan sudah sangat dekat.

(Diriwayatkan oleh Umar r.a.)

 Perceraian akan menjadi peristiwa sehari-hari.

(‘Allamah Safarini, Ahwal Yaum al-Qiyamah)

Akan terdapat banyak sekali anak-anak yang lahir dari perzinaan.

(Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul ‘Ummaal)

 Kepicikan dan keserakahan akan berlipat ganda.

(H.r. Muslim dan Ibnu Majah)

 Pada saat itu, orang-orang akan menjual agamanya demi secuil benda-benda duniawi.

(H.r. Ahmad)

Pada Hari Akhir, akan ada orang-orang yang ketika bertemu mereka saling mengutuk dan mencela, bukannya saling memberi salam.

(‘Allamah Jalaluddin Suyuthi, Durar-Mantsur)

 Akan ada banyak sekali tukang kritik, al-qashshash (tukang cerita), yang suka melakukan ghibah (membicarakan kejelekan seseorang dari belakang), dan tukang ejek di tengah masyarakat.

(Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul ‘Ummaal)

 Ketika Pengadilan makin dekat ... orang-orang yang paling dihormati pada zaman itu adalah para penjilat dan orang-orang yang suka mencari muka.

(H.r. Bukhari dan Muslim)

 Saat Akhir tidak akan tiba hingga munculnya orang-orang yang mencari nafkah dengan lidah mereka sebagaimana halnya sapi makan dengan lidahnya.

(H.r. Tirmizi).

 Penipuan dan kecurangan akan menjadi hal yang lazim.

(‘Allamah Safarini, Ahwal Yaum al-Qiyamah)

 Penyuapan akan disebut hadiah, dan akan dianggap halal.

(Amal ad-Din al-Qazwini, Mufid al-‘Ulum wa-Mubid al-Humum)

 Kemampuan baca tulis akan meningkat — tatkala Pengadilan semakin dekat.

(Ahmad Dhiya’ ad-Din al-Kamushkhanawi, Ramuz al-Ahadits)

 Tidak akan ada [Hari] Pengadilan — hingga gedunggedung yang sangat tinggi dibangun.

(Diriwayatkan oleh Abu Hurairah)

 As-Sa‘ah (Hari Kiamat) tidak akan tiba hingga manusia berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.

(H.r. Bukhari)

 Hari Akhir tidak akan tiba hingga ... waktu berjalan dengan cepatnya.

(H.r. Bukhari)

 Jarak-jarak yang sangat jauh akan dilintasi dengan waktu singkat.

(H.r. Ahmad, Musnad)

 Saat Akhir tidak akan tiba sebelum waktu menyusut, setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan nyala lilin.

(H.r. Tirmizi)

 Hari Akhir tak akan tiba sebelum seseorang berbicara dengan gagang cambuknya.

(H.r. Tirmizi)

 Tak ada Hari Pengadilan ... hingga seseorang berbicara dengan suaranya sendiri.

(Mukhtashar Tadzkirah karya Qurthubi)

 Tanda hari itu: Sebuah tangan akan menjulur dari langit, dan orang-orang akan menyaksikannya.

(Ibnu Hajar Haytsami, Al-Qawl al-Mukhtashar fi ‘Alamat al-Mahdi al-Muntazhar

 Suara ini akan tersebar ke seluruh penjuru dunia, dan setiap suku bangsa akan mendengarnya dalam bahasa mereka.

(Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi ‘Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman)

 Saat Terakhir tak akan tiba sebelum muncul 30 Dajjal (para pendusta), yang masing-masing mengaku sebagai nabi Allah.
(HR. Abu Dawud)

Senin, 18 April 2011

Bagaimana apabila seseorang bermadzhab lebih dari satu atau berpindah madzhab??

Bagaimana apabila seseorang bermadzhab lebih dari satu atau berpindah madzhab??

Jawaban : 
Dalam kitab Qowaidul ahkam II/135.
Orang2 awam dikecualikan dari orang yg mampu ber ijtihad, maka tugas mereka adalah taqlid kerana mereka tidak mampu mengetahui hukum dengan jalan ijtihad, berbeda dengan seorang mujtahid, yg memang memiliki kemampuan analisis untuk melahirkan satu hukum, orang yg taqlid pada satu imam (dalam satu masalah) kemudian dia ingin taqlid kepada imam yg lain, apa boleh demikian?
Dalam hal ini terdapat dua khilaf. Dan yg terpilih adalah melakukan pemilihan (tafsil) yakni,
1.Jika mahzab tempat dia hendak pindah itu termasuk mahzab yg menolak hukum dalam masalah itu, maka tidaklah boleh pindah kepada hukum yg menolak tersebut karena penolakan itu pastilah disebabkan oleh kebatalannya.
2.Jika dua mahzab itu berdekatan(keputusan hukumnya dalam masalah itu), maka boleh taqlid dan boleh berpindah2,
Hal ini karena zaman sahabat hingga munculnya mahzab empat imam, kaum muslim senantiasa bertaqlid kepada setiap ulama yg mereka temui, dan sikap mereka yg seperti itu tidak pernah di ingkari oleh seseorang yg patut dijadikan panutan,

Dan keterangan selanjutnya izzuddin bin abdussalam menetapkan bahwa orang yg taqlid itu harus menetapi satu imam tertentu. Tetapi membolehkan berpindah mahzab dan menyatakan berpindah mahzab adalah yg diperselisihkan hukumnya oleh para ulama, namun demikian beliau condong kepada pendapat yg membolehkan pindah mahzab dengan syarat tertentu.

Sabtu, 09 April 2011

KEISTIMEWAAN ORANG ISLAM

keistimewaan orang islam dan keecerdasan orang islam
bahkan bangsa Eropa mengakui kalau mereka belajar dari orang islam.

Ga percaya?

Check this out Guy’s….

Tokoh-tokoh Muslim Beberapa Disiplin Ilmu.

I.ILMU KEDOKTERAN.

a. Al-Rozi ( Rhases, 865 – 925 M ), menulis sekitar 200 jilid buku yang paling terkenal berjudul Al-Hawi tentang ilmu kedokteran. Raja Charles I memerintahkan untuk menterjemahkan Al-Hawi ke dalam Bahasa latin pada tahun 1279 M dg judul Liber Continens ( buku yang dapat dipakai untuk seluruh benua ). Sampai tahun 1542 M Al Hawi masih diterjemahkan dalam bahasa-bahasa Eropa . Tulisan Al-Razi tentang campak ( gabak, measles ) dan cacar ( small pox ) diterjemahkan dalam bahasa Inggris sudah 40 kali cetak ulang sampai tahun 1866 M.

b. Ali Abbas ( wafat 944 M ), menulis encyeclopedia kedokteran dengan judul Al-Kitab Al-Maliki yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan judul The Whole medical art. Terjemahan bahasa latin dengan judul Liber Regius.

c. Ibnu Sina ( Avicenna, 980 – 1037 M ). Bukunya Al-Qonun fit Thib ( Canon of Medicine ) diterjemahkan dalam berbagai bahasa Eropa. Buku ini menjadi buku induk mahasiswa kedikteran waktu itu. Buku ini tak henti-hentinya dibaca, dipelajari, diterjemahkan, diterbitkan, didiskusikan sampai abad ke-18 M. Selama 4 abad, Alqonun fit Thib adalah text book dari ilmu kedokteran Eropa. Bahkan sampai tahun 1930 masih diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam bentuk fragmen-fragmen. Beliau mendapat julukan Father of Doctors. Donald Campbell mengatakan : “ Eropa pada abad pertengahan memandang ilmu pengobatan Arab dengan rasa takut bercampur hormat dan Cordova dipandang dengan rasa kagum oleh orang-orang Eropa yang terpelajar. Sampai akhir abad ke-16, rencana pengajaran dalam ilmu pengobatan pada universitas-universitas Eropa membutuhkan pengetahuan tentang Canon Avicema ( Alqonun fit Thib ) “.

d. Ali bin Isa ( Jesu Haly ). Bukunya tentang ophthalmology menjadi text book di fakultas-fakultas kedokteran Eropa sampai tahun 1900 M.

e. Al-Hasan Ibnu Haytam ( Al-Hazen, lahir 965 M ), ahli matematika dan fisika. Salah satu bukunya tentang optics, menjadi pedoman sarjana-sarjana Eropa, diantaranya adalah Roger Bacon dan Johan Kepler. Al-Hazen sudah membahas tentang lensa sspheris dan lensa cylinder, tentang dioptri, focus, magnify, inversi gambar, spectrum cahaya, tentang gerhana dan sebagainya dengan analisa dan uraian matematis yang akurat. Kacamata, lensa untuk microscope dan lensa telescope adalah hasil pemikiran Al-Hazen.

f. Ibnu Rusd ( avenrroes wafat 1198 M ). Ahli filsafat yang mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaisance. Buku kedokterannya “ Kulliyat Fitthib “, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan dalam bahasa Inggris dengan judul General Rulles of Medicine.

Demikian pula sederet nama-nama penting, misalnya Al-Biruni, Ibnu Zuhr, Al-Baytar, Ali Ibnu Ridwan, Abul Cassis, Jabir dll.

Prof Charles Singer berkomentar : “ Ilmu anatomi dan ilmu kedokteran yang sebenarnya tidak ada. Ilmu mengenal penyakit, dipergunakan dengan cara yang bukan-bukan, dengan jengkalan jari. Orang hanya menggunakan tumbuh-2an dan menjadi tukang jual obat. Tahayul adalah masuk salah satu obat-obatan. Obat2-an terdiri dari kumpulan ramu-ramuan, diperkuat dengan mantera. Ilmu pengetahuan yang menjadi urat nadi ilmu pengobatan, sama sekali tidak ada. Ilmu kedokteran Eropa adalah pelajaran yang diperoleh dari orang Islam. “ *)

Dr. Max Mayerhof mengatakan : “ Kedokteran Islam dan Ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahanya. Kemudian, ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap Eropa abad pertengahan. Cahaaaya bulan ditaburi cahaya bintang dimalam gelap Eropa iiitu mengantar ke jalan Renaisance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan Islam harus tetap bersama kita.”*)

Rom Landau mengatakan : “ Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang terpenting di Eropa belum tentu dilahirkan, jika tidak karena dorongan ilmu pengetahuan Arab. Ketika sekolah-sekolah tinggi yang seperti itu didirikan di Paris ( 1110 M ), Bologna ( 1113 M ), Montpellier ( 1181 M ), Padua ( 1222 M ) dan Naples ( 1224 M ), rencana pengajarannya seluruhnya dikuasai oleh ilmu pengobatan Arab ( Muslim ) “.

II. ILMU MATEMATIKA

Bahkan ilmu Logaritma, Trigonometri, sinus co sinus dsb, itu juga temuan ilmuan Islam Brow…

a. Al-Khawarismi

Algorithm ( Logaritma ) adalah berasal dari Al-Khawarismi. Karangan Khawarismi dianggap dasar asasi bagi matematika yang kita kenal dewasa ini. Beliaulah yang menemukan aljabar. Kitabnya yang berjudul Hisabaljabarwal Muqabalah ( The Mathematic of integration and equation ) adalah buku pertama/tertua dibidang aljabar. Gerad of Cremona menterjemahkan buku ini dan memasukkan aljabar ke Eropa hingga menjadi referensi utama bidang aljabar pada universitas-universitas Eropa sampai abad XVI. Dia menemuka angka “nol” yang dengan angka itu matematika dan ilmu pengetahuan alam lainnya dimungkinkan untuk bergerak melaju dengan pesat. Tanpa angka nol, ilmu pengetahuan dan peradaban akan sangat sulit untuk maju. Dua setengah abad sesudah bangsa-bangsa Arab menggunakan angka nol, barulah bangsa-bangsa Barat menggunakannya.

b. AlBattani ( 858 – 929 M )

Beliau penemu “Trigonometri” Prof. Carra de Vaux menyatakan : “ Teori ini sudah lebih jauh dari apa yang didapat ahli bintang Yunani “*) . Teori Al-Battani-lah yang mengatarkan kita ke abad ilmu pengetahuan modern sekarang.

c. Abul Wafa ( 940 – 998 M )

Abul Wafa yang pertama menemukan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Beliau menyempurnakan teori trigonometri dari Al-Battani.

Prof. Carra de Vaux menyatakan pula : “ Selama dua abad belakangan ini, bentuk akhir teori Abul Wafa telah kita peroleh. Dengan inilah kita sekarang membentuk peradaban kita. Pendapat-pendapat yang telah menciptakan dan membuat jalan baru ini, sebenarnyalah orang-orang yang mempunyai otak maha perkasa, baik dalam ilmu filsafat, pengetahuan umum, maupun dalam pengetahuan rohani dan ilmu alam “ .*).

Selain tiga tokoh peletak dasar –dasar matematika tersebut, perlu dicatat pula tokoh-tokoh lainnya, seperti : Omar al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Abu Jakfar al-Khurasani, Jaber, Al-Farghoni ( Al-Fraganus ), Banu Musa, Alzarkali ( Alzachel ), Nasiruddin Tusi dan lain-lain. Tokoh-tokoh ini selain sebagai para ahli pendahulu dibidang matematika, aljabar, trigonometry, geometry, ilmu ukur analitis dan sebagainya, merekapun ahli-ahli astronomi ( sebagian mempunyai observatorium sendiri ). Sebagai kesimpulan, Prof Carra de Vaux menyatakan : “ Sebenarnya, orang Islam telah memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan. Mereka mengajar kita berhitung, sehingga kita dapat berhitung. Mereka mendapat ilmu aljabar dan ilmu pasti. Mereka memacu dan melanjutkannya, sehingga diperolehnya pula ilmu ukur analytic. Tidak ada pertikaian faham, merekalah pertama kali mendapat ilmu Planimetri dan trigonometry. Ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui orang Yunani sebelumnya. “*)

*) Kultur Islam, cetakan I, 1964, oleh dr Oemar Amin Husin.

III. ILMU FILSAFAT

a. Ibnu Sina ( 980 – 1037 M )

Selain mendapat julukan father of doctors, beliau juga diakui sebagai seorang filsuf besar yang amat berpengaruh. Selain Al-qonum Fitthib yang sangat dikenal, karya tulis beliau yang berjudul : “ As-Syifaa “, merupakan encyclopedia besar tentang ilmu kedokteran, filsafat dan ilmu pasti. As-Sifaa terdiri dari 18 jilid dan masih dicetak di Leiden sampai tahun 1982 M. Pengaruh Ibnu Sina ( Avicenna ) sangat besar dikalangan para filsuf barat. Dante meletakkan Ibnu Sina sdi satu kedudukan antara Hipocrates dan Galenus. Scalinger berpendapat, bahwa Ibnu Sina adalah tandingan Galenus dalam ilmu kkedokteran dan melebihinya dalam ilmu filsafat.

“ Sejak awal abat 13, pengajaran di Universita Paris dipengaruhi oleh karya-karya filsafat yang baru ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas karya-karya Aristoteles ( yang diperkenalkan oleh filsif-filsuf Muslim ) dalam kuliah. Tapi larangan ini tidak dapat menghindarkan bahwa pengaruh Aristoteles dan filsuf Arab semakin bertambah. Perkembangan yang sama terdapat juga di Universitas Oxford “. Demikian Dr. Kees Bertens dalam “Ringkasan Sejarah Filsafat, yayasan Kanisius edisi II, 1979, hal. 33.

b. Al-Rusyd ( Averoes, benroyst, liverays, 1126 – 1198 )

Filsuf dan dokter kelahiran cordova ini nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu Rusyd. Beliaulah penganalisa dan pengulas filsafat Aristoteles yang paling mendalam hingga dijuluki “Sang Komentator “. Komentar-2 nya sangat dihargai dalam dunia Skolastik dikemudian hari dan digunakan secara intensif.Oleh karenanya dalam dunia skolastik waktu abad pertengahan Ibnu Rusyd biasanya diberi gelar “ Sang Komentator “. Dr. Kees Bertens : “ Aliran filsafatnya yang disebut Averoisme telah mengantarkan Eropa ke pintu gernag Renaissance. Alam pikiran seluruh universitas di Eropa terpengaruh oleh Averoisme karena mmereka mempelajari filsafat Aristoteles atas dasar komentar, tafsiran dan analisa dari Ibnu Rusyd “. Dr Philips mengatakan : “ Barat bersandar dalam banyak keadaan kepada terjemahan Latin yang disalin dari bahasa Hebrew. Dan terjemahan inipun disalin pula dari ulasan bahasa Arab atas terjemahan yang ada, yang tadinya disalin pula dari bahasa Suryani. Salinan kedalam bahasa Suryani diambil dari bahasa Yunani. Tetapi sekalipun demikian, ahli filsafat Masehi telah terpengaruh dengan Aristo dan Ibnu Rusyd lebih daripada pengaruhnya pengarang-pengarang lain. Filsafat Ibnu Rusyd senantiasa berkuasa atas alam pikiran dari mulai akhir abad XII sampai akhir abad XVI.

Pengikut gereja segaja kembali kepada tulisan-tulisan Ibnu Rusyd. Tetapi mereka membuang dari ajaran-ajaran itu apa yang tidak mereka sukai menurut pendapat mereka. Kmudian setelah pembersihan itu, barulah mereka jadikan pelajaran di Universitas2dan perguruan2 tinggi di Eropa.” **)

Dalam pada itu Renan berkata : “ Filsafat Ibnu Rusyd itu adalah satu filsafat resmi yang semua para intelek di Italia berhutang budi kepadanya. Telah jelas bahwa pikiran-pikiran Ibnu Rusyd senantiasa mempunyai pengaruh diatas alam pikiran Eropa sepanjang masa empat abad lamanya. Dan ia telah meletakkan dasar azasi bagi kebangkitan Eropa “.**)



Ket : **) MM Sharif, Muslim thought, its origin and achievement, terjemahan Prof. Fuad M. Fachrudin, Alam Pikiran Islam, hal, 161.

c. Al-Ghozali ( 1058 – 1109 M )

Beliau digelari sebagai Hujjatul Islam. Al-Ghozali seorang ahli fiqih, filsuf dan ahli tasawuf. Terdapat 70 buah karanagn beliau yang menyangkut bidang fiqih, filsafat dan tassawuf yang banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Latin, Perancis, Inggris, Jerman. Filsafat Al-Ghozali lebih banyak bertentangan dengan aliran filsafat masa itu. Bukunya Tahafutul Falasifa, banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Eropa dan dipergunakan oleh kaum gereja/Kristen sebagai bahan dan resensi utama dalam mempertahankan diri dari arus gelombang filsafat Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa pada waktu itu.

Adapun di Timur, terutama Indonesia, sampai saat ini hampir tidak ada seorang Muslim yang terpelajar yang belum kenal dengan Ihya’Al-Ghozali ( Ihya Ulumiddin ) atau bagian-bagiannya. Alam pikiran Al-Ghozali sangat dominan mempengaruhi alam pikiran sebagian besar pemimpin umat/ulama.

d. Ibnu Khaldun ( 1332 – 1406 M )

Beliau adalah konseptor pertama historiografi dan filsafat sejarah . Ibnu Khaldun memandang sejarah tidak hanya kumpulan kisah secara kkronologis yang fakta sejarahnya sering dicemari oleh sibjektivitas dan khayalan pengarangnya. Ibnu Khaldun meneliti sejarah dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam pengumpulan fakta, pengamatan fakta, pengujian dan analisa fakta serta interaction antara fakta-kakta, perilaku social/kemasayrakatan, tradisi-tradisi dan lingkungan alamiah, kemudian menyimpulkannya secara logical induktif. Muqodimah Ibnu Khaldun sangat dikenal dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Terjemahan bahasa Inggris terbaru dilakukan oleh Prof Frans Rosenthal dari Yale University ( 1958 ). Muqodimah sebagai suatu introduksi lebih popular daripada judul bukunya yang panjang dan disingkat Al’ibar sebanyak tujuh jilid.

filsuf lain yang lain misalnya, Al-Kindi ( Alchenddius 873 M ), Al-Farabi ( Al Farabius 950 M ), Ibnu Maskawaih ( 1030 M ), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ), MM Syarif dalam bukunya “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden 1966, hal 1349, dengan data-data authentic memberikan uraian dan analisa panjang lebar serta membuat resume sebagai berikut :

Pemikiran Failasuf-failasuf Muslim mempengaruhi alam pikiran barat dalam beberapa jalan/bentuk :

1. Dimulainya gerakan-gerakan kemanusiaan

2. Memperkenalkan ilmu sejarah

3. Memperkenalkan metode-metode ilmiah

4. Membantu para cendekiawan barat untuk menemukan harmonisasi antara filsafat dengan keimanan

5. Merangsang gerakan mistik barat

6. Meletakkan dasar-dasar renaissance Italy dan dalam tingkat tertentu membentuk alam pikiran barat modern sampai masa Immanuel Kant, dalam beberapa hal tertentu sampai sesudahnya.

IV. ILMU-ILMU TEKNIK, ARSITEKTUR, ASTRONOMI, KIMIA, SOSIOLOGI

Ilmu-ilmu Teknik, arsitektur, astronomi, kimia, sosiologi dan sebagainya tidak ( red : belum ) dapat dikemukakan karena memerlukan buku tersendiri yang lebih besar. Namun akan dikutipkan dari bahasan para sarjana yang berwenang.

- Stephen Briffault dalam bukunya The maaaking of Humanity, London, 1928, hal 190 mengatakan sb :

“ Walaupun pengaruh yang menentukan dari kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa tidak hanya dapat dilacak dari satu aspek tunggal, namun ilmu pengetahuan alam dan semangat ilmiah adalah aspek yang begitu nyata dan penting pengaruhnya dalam pembentukan kekuatan, yang membentuk puncak kemampuan tertentu dari dunia modern dan menjadi sumber utama dari keunggulannya, di mana hal ini tidak berlangsung dinegeri manapun ( red : di-luar Eropa ).”

- Prof. Slamet Iman Santoso, menguraikan dalam bukunya “ Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan “ 1977 – hal 64 sbb :

“ Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para sarjana zaman Islam adalah sebagai berikut :

1. Menterjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan kemajuan di dunia barat hingga saat ini.

2. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu obat-2an, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan tumbuh-2an. Dalam lapangan tsb mereka mengikuti dasar pemikiran yang diwariskan oleh bangsa Yunani.

3. Menegaskan system decimal dan dasar2 aljabar. Dalam hal ini sumbangan para sarjana dari zaman Islam lebih maju daripada para pendahulunya di zaman Yunani.

Herbert A. Davies, dalam bukunya “ An Outline History of the world “ Oxford University Press, 1969, menulis sebagai berikut :

“ Mereka ( orang-2 Muslim ) mendirikan universitas-universitas besar yang selama beberapa abad melebihi apa yang dijumpai oleh Eropa Kristen. Universitas-universitas di Baghdad, Cairo dan Cordova khususnya termashur. Universitas Al-Qohiroh punya mahasiswa sebanyak 12000 orang. Perpustakaan2 besar dibangun, beberapa buah diantaranya berisi beratus ribu jilid buku yang semuanya terdaftar dan tersusun rapi. Banyak orang Kristen yang belajar pada universitas Cordova membawa ilmu dan kebudayaan kenegeri-negeri asal mereka serta pengaruh Universitas Spanyol atas universitas Oxford dan universitas2 yang mereka bangun di Italia Utara tentunya besar. Salah seorang mahasiswa Kristen yang paling termashur pada universitas Kurthubah ( Cordova ) adalah Gilbert, kemudian hari Paus Sylvester II, yang berbuat banyak untuk memperkenalkan ilmu pasti kepada Eropa. Selain itu Herbert A. Davies juga bekomentar :

“Dunia ilmu pengetahuan banyak berhutang budi kepada kaum Muslimin. Barangkali merekalah yang menemukan apa yang disebut angka-angka Arab ( system desimal ); aljabar secara practical ciptaan mereka;mereka memajuka ilmu ukur ssudut, optika dan ilmu bintang. Merekalah yang menemukan lonceng gantung ( pendulum ); dan dibidang pengobatan mereka telah mencapai kemajuan isstimewa, mereka menyelidiki ilmu faal dan ilmu kesehatan, mereka melakukan pembedahan-pembedahan tersulit yang pernah diketahui ) red : pada zaman itu );mereka telah mengetahui cara membius;serta beberapa cara mereka mengobati orang2 sakit sampai sekarang masih dipakai. Ketika di Eropa secara praktikal gereja melarang praktek pengobatan, ketika upacara agama seperti mengusir setan-setan, reka-rekaan dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang obat palsu dan badut-badut amat banyaknya, dikala itu kaum Muslimin telah mempunyai ilmu kedokteran yang sesungguhnya.”

Demikian gambaran umum dari semangat umat Islam ( tempo dulu, abad VII sampai abad XIV ) dibidang ilmu pengetahuan serta posisi dan peran mereka yang mendasar dalam mengembangkan peradaban manusia. Begitulan secara sekilas gambaran dari salah satu segi apa yang disebut “Zaman Keemasan Islam”. Mereka berhasil memainkan peran spektakuler tersebut karena merak melaksanakan petunjuk-petunjuk serta berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an yang mereka pahami dan hayati dengan seutuhnya. Jiwa dan semangat Al-Qur’an ( beserta sunnah Rosulnya ) itu yang mereka baca dibibir, mereka baca dihati, mereka jalankan dalam action tangan dan kaki serta memenuhi alam pikiran mereka, telah mmembawa mereka maju dan memimpin peradaban manusia. ( Dikutip dari buku : “ Kedudukan Ilmu Dalam Islam “ oleh Dr. H. Muhammad Th. ).

Selasa, 29 Maret 2011

Filsafat Islam dan Metodenya

Keutamaan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
1. Ilmu adalah warisan Nabi
2. Ilmu menjaga setiap manusia
3. Ilmu akan terus bertambah apabila dibagikan kepada orang lain
4. Ilmu menjadikan seseorang bermurah hati
5. Ilmu tidak dapat dicuri
6. Ilmu akan terus berkembang
7. Ilmu iti tidak terbatas
8. Mencerahkan pikiran
9. Ilmu lebih baik daripada harta

Perkembangan studi Islam melalui pintu pemikiran Islam :
1. Fiqih
2. Tasawuf
3. Kalam
4. Peradaban Sains

Sejarah Perkembangan Filsafat dan Sains :
1. Fase Kelahiran Filsafat Yunani Kuno
2. Fase munculnya ilmuan muslim (Perkembangan yang pesat ketika fase Abbasiyyah kemudian Umayyah)
3. Fase Abad kegelapan Dunia Barat 18-19
4. Fase Renaisance Barat/kebangkitan barat
5. Fase Modern Barat
6. Fase Pembangkitan Islam ke Dunia

Minggu, 20 Maret 2011

FATWA MUI TENTANG PLURALISME, LIBERALISME, & SEKULARISME


(FYI) Fatwa MUI Tentang Haramnya Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama



Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005

TentangPluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama



Bismillahirrahmanirrahim



Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H/26-29 Juli 2005 :

Menimbang :
Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama serta paham-paham sejenis lainnya dikalangan masyarakat;
Bahwa berkembangnya paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan fatwa tentang masalah tersebut;
Bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat Islam.

Mengingat :
Firman Allah SWT : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Al-Imram [3] : 85)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Al-Imran [3] : 19)
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agama-ku”. (QS. Al-Kafirun [109] : 6)
“Dan tidak patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetpkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzab [33] : 36)
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlakuk adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan kawanmu orang-orang yang memernagi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mreka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Mumtahinah [60] : 8-9)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamju melupakan bahagaianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orng-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash [28] : 77)
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah”. (QS. Al-An’am [6] : 116)
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”. (QS. Al-Mu’minun [23] : 71)


Hadist Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam:
Imam Muslim (wafat 262) dalam kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salllam :“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi, yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang berama Majusi, di mana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (Riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al Kubra dan Imam al-Bukhari dalam Shahih Bukhari).
Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam melakukan pergaulan sosial secara baik dengan komunitas-komunitas non muslim seperti komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal Najran, bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Ahthab adalah tokoh Yahudi dari Ban Quraizhah (Sayyid Quraizhah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Memperhatikan :Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005.



Dengan bertawakkal kepada Allah SWT



MEMUTUSKAN



Menetapkan : Fatwa Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama



Pertama : Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan,
Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.
Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuaid engan akal pikiran semata.
Sekulerisme agama adalah memishkan urusan dunia dari agama, agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

Kedua : Ketentuan Hukum
Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekulerisme dan Liberalisme agama.
Dalam masalah aqidahdan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain lain (pluralitas agama), dalam maslah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan agama lain sepanjang tidak saling merugikan.



Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H/28 Juli 2005 M.

Musyawarah Nasional VIIMajelis Ulama Indonesia



Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa





KH. Ma’ruf Amin

Ketua




Drs. H.Hasanuddin M. Ag

Sekretaris




Pimpinan Sidang Pleno:


Prof. Dr. H. Umar Shihab

Ketua.





Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin

Sekretaris.

Catatan : Jika anda Islam, belalah agama kita, MUI memfatwakan sesuatu hal tidak mungkin sembarangan dan bertentangan dengan hukum syar'i. Umat Islam hanya berpedoman mengikuti Al-Quran dan As-sunnah. 

APA KATA WANITA MUSLIMAH??

Aku muslimah, Aku wanita yang tidak jauh berbeda dengan seluruh wanita yang ada di dunia ini, hanya agama Islam telah menjunjungku menjadi wanita yang mulia, Allah (Tuhanku) telah memuliakanku dengan menyuruhku menutup auratku dari segala pandangan yang bukan mahramku, menyuruhku mencari ilmu hingga kematian menjemputku, menjaga pandanganku dari hal-hal yang tidak perlu mataku menjadi korban kebodohanku, mematuhi suamiku, membesarkan putra-putriku dengan kasih sayangku. Apakah bagiku itu tidak cukup? Apalagi yang kucari sedangkan Allah dengan kasih sayangNya kepadaku menjaga kehormatanku di tengah era kebebasan yang membabi-buta, "Wanita itu bagai mutiara langka yang berada di dalam lautan samudera yang luas, tidak sembarangan yang dapat melihatnya, mendapatkannya, menyentuhnya, dan memilikinya kecuali yang benar-benar telah mendapatkan haknya sebagai pemiliknya yang sah" Mutiara semakin langka akan semakin mahal harganya, Aku sangatlah tersembunyi, aku tidak dapat ditemukan dengan mudah karena aku tidak akan membiarkan aromaku tercium dengan mudah. Wajahku adalah salah satu tabir keindahan dimana Islam telah melarang suamiku untuk memukul wajahku. Harta bukan pula tolak ukurku, aku tidak iri dengan warisan yang lebih banyak diberikan pada laki-laki, karena ingatlah Siti Hawa takkan ada jikalau Adam tidak ada, aku diciptakan dari sebagian tulang rusuk laki-laki dimana aku diciptakan untuk menyempurnakan laki-laki. Sudah menjadi kewajibanku untuk mematuhinya, karena tanpanya aku tidak akan ada. Islam telah menjunjungku sedemikian rupa hingga aku sadar bahwa semua itu sangat luar biasa dibandingkan Hak Asasi Manusia. Itulah indahnya wanita dalam pandangan Islam.... 


Minggu, 06 Februari 2011

LUASNYA AMPUNAN ALLAH

Allah swt. berfirman dalam Hadits Qudsi :
" Tidak pernah Aku murka kepada seseorang seperti murka-Ku kepada hamba yang telah melakukan ma'siat yang dipandang oleh dirinya sendiri sebagai dosa besar, dan berputus asa dari ampunan-Ku.
Sekiranya Aku menyegerakan hukuman atau sifat-Ku suka tergopoh-gopoh, pasti Kusegerakan hukuman itu terhadap orang-orang yang berputus asa dari rahmat-Ku.
Dan sekiranya Aku belum memberi rahmat kepada hamba-hamba-Ku, melainkan karena takutnya mereka berdiri di hadapan-Ku, sudah barang tentu Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka dan Aku jadikan pahala mereka itu di antaranya ialah rasa aman dikala semestinya mereka merasa ketakutan". (HQR Rafi'i Najih bin Muhammad bin Muntaji' dari datuknya)

Allah swt. memberitahukan kepada kita bahwa Dia tidak pernah melakukan kemurkaan terhadap seorang hamba-Nya sebagaimana murka-Nya terhadap hamba-Nya yang pernah mengerjakan ma'siat, baik kecil maupun besar dan orang itu merasa ngeri serta menganggap perbuatannya satu dosa yang sangat besar tidak termasuk dalam lingkungan ampunan Allah.
Dalam hadits itu diterangkan bahwa sekiranya Allah suka terburu-buru menjatuhkan hukuman terhadap hamba-Nya, niscaya Dia telah menjatuhkan hukuman (siksaan) kepada orang-orang yang berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya.
Dalam hadits dapat kita ambil beberapa kesimpulan
1. Allah swt. memang betul-betul luas rahmat dan kasih sayang-Nya. Dia tidak mudah menjatuhkan hukuman dan siksaan kepada hamba-Nya. Dia membukakan pintu taubat selebar-lebarnya. barangsiapa yang merasa melakukan kesalahn kepada Allah swt. segeralah rujuk kepada-Nya dan taubat dengan penuh keyakinan, pasti diterima Allah taubatnya.
 2. Sifat terburu-buru dan tergesa-gesa bukan sifat Allah swt. Sifat itu adalah sifat iblis dan syetan. Karena itu kita manusia tidak boleh bersifat terburu-buru dan tergesa-gesa, agar kita tidak termasuk golongan syetan. Segala tindakan yang dilakukan perlu dipertimbangkan semasak-masaknya diselidiki sedalam-dalamnya, sehingga keputusan atau hukuman yang akan diambil telah diperhitungkan akibatnya.
3. 'Uqubah atau hukuman Allah pada pokoknya ada dua :
Hukuman yang dilaksanakan di dalam dunia, mungkin langsung mungkin ditangguhkan beberapa hari, minggu, bulan atau tahun.
Hukuman atau siksaan yang ditangguhkan mungkin dimaksudkan, untuk memberi tempo kepada yang bersangkutan untuk bertaubat. Apabila sudah tepat waktunya, baru hukuman itu dijatuhkan dan orang bersangkutan pun akan binasa.
Adapun hukuman Allah di Dunia berbentuk : (a) penyakit, mulai yang sekecil-kecilnya seperti tertusuk duri atau jarum, sampai yang sebesar-besarnya seperti lepra, TBC, jantung, penyakit jiwa dsb. (b) duka cita, kesulitan dan kesukaran, banyak hutang, dsb. (c) kesenangan, kemewahan harta benda yang banyak sehingga senatiasa repot dan sibuk mengurusinya. Kelihatannya rahmat, namun tidak lain adalah siksa belaka.
Hidup ini benar-benar penuh dengan ujian dan perjuangan.
4. Sifat putus asa dari rahmat Allah termasuk dosa besar (al-kabair) yang pantas dengan segera mendapatkan hukuman dan siksaan Allah. Meskipun demikian, Allah tidak segera menjatuhkan hukuman dan siksaan terhadapnya, karena sifat tergesa-gesa dan terburu-buru demikian, bukanlah sifat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Di dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Allah akan mengampuni orang-orang yang bersalah, orang-orang yang melakukan ma'siat, orang-orang yang memboros, dan dosa lainnya betapa pun besarnya, kecuali dosa su'ul khatimah karena syirik.
Di dalam Al-Qur'an terdapat anjuran untuk segera kembali bertaubat dan jangan menangguhkannya Kita tidak mengetahui bilamana kita akan meninggal dunia. Sekiranya kita menangguhkan waktu taubat, mungkin kita mati dalam keadaan berlumuran dosa. Na'udzu billah min dzalik!
Allah berfirman :
"Katakanlah (wahai Muhammad) : "Wahai hamba-hamba-Ku yang etlah berlebih-lebihan merugikan diri sendiri. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa, karena Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. 39 az-Zumar : 53)

"Mereka (Malaikat) berkata (kepada Nabi Ibrahim) : "Kami membawa berita gembira yang benar kepadamu Karena itu janganlah engkau menjadi orang yang berputus asa". (Nabi Ibrahim) berkata : "Tiadalah orang yang berputus asa dari rahmat Rab-nya kecuali orang yang sesat". (Q.S. 15 al-Hijr : 55-56)

"Sesungguhnya Allah itu tidak akan mengampuni dosa  mempersekutukan (sesuatu) dengan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain dosa syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya". (Q.S. 4 an-Nisa : 48)

"Wahai Bani Adam! Apabila engkau mengajukan permohonan dan mengharap kepada-Ku, Ku-ampuni segala yang ada padamu tanpa perduli. Wahai Bani Adam! sekalipun dosamu bertumpuk-tumpuk hingga setinggi langit, tapi kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Ku-ampuni dosamu. Wahai Bani Adam! Sekiranya engkau datang dengan dosa setimbang bumi, kemudian engkau menemui Aku (mati) dalam keadaan tidak mensekutukan Aku dengan sesuatupun, niscaya Aku karuniakan ampunan setimbang dosa itu". (HQR Turmudzi yang bersumber dari Anas r.a.)

"Sekiranya kalian melakukan kesalahan sampai memenuhi langit, kemudian kalian bertaubat, pasti Allah mengampuni kalian". (HQR Ibnu Majah dengan sanad yang jayid, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud "taubat" di atas adalah "taubat nashuha", artinya taubat itu dari hatinya sesudah melalui pemikiran yang mendalam dan kembali pada jalan yang benar, serta merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah ditempuhnya itu. Ia memutuskan dalam hatinya untuk meninggalkan perbuatan itu, menghindarinya jauh-jauh serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi kesalahan dan perbuatan dosa.
Taubat nashuha mengandung tiga unsur: menyesal, menjauhkan diri dari dosa dan tidak akan mengulanginya lagi. Hal ini dapat terjadi apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dengan perasaan suci, niat yang bersih, penuh kepercayaan bahwa ia taubat dihadapan Allah Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang tersembunyi di dalam lubuk hati. Allah Maha Melihat apa-apa yang dikerjakan hamba-Nya yang telah lalu, yang sekarang dan yang akan datang.
Apabila ternyata taubatnya tanpa merasa berdosa, dan tidak berhenti mengulangi perbuatan dosa itu serta tidak berusaha memperbaiki diri, maka taubatnya disebut taubat palsu dan hanya menipu dirinya sendiri. Orang itu termasuk dalam lingkungan bunyi ayat :
" Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Sebenarnya mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar dan tidak merasa". (Q.S. 2 al-Baqarah : 9)
Tanpa disadari, ia bukan taubat tapi menambah dosa yaitu menipu dirinya sendiri, seakan-akan menipu Allah dan Kaum Mu'minin. Oleh karena itu taubat nashuha sebelum terlambat pasti akan diterima Allah swt. 



JALAN KE SURGA

                                       Firman Allah dalam Hadits Qudsi : 
" Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan yang sebenarnya berhak diibadahi kecuali Aku. Rahmat (kasih sayang)-Ku telah mendahului kemurkaan-Ku. Barangsiapa yang naik saksi bahwa tiada Tuhan yang sebenarnya berhak diibadahi kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, niscaya ia berhak mendapat surga". (HQR ad-Dailami yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.)

Arti Rahman dalam kata "rahmati" adalah kasih sayang. Rahman atau rahmat manusia beda dari Rahmah Allah.
Pada manusia, rahmah berarti kasih sayang yang mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan atau kebajikan kepada orang yang dikasihi. Terkadang semata-mata dipakai untuk perbuatan kebajikan saja, tanpa ada kasih sayang yang mendorong. Rahmat dari Allah berarti pemberian ni'mat dan karunia bukan dalam arti belas kasihan.
Allah bernama dan bersifat "Ar-Rahman" yang kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu yang ada, dan bersifat "Ar-Rahim" yang menunjukkan kasih sayang, karunia dan rahmat-Nya yang banyak sekali.
Asal arti "ghadlab" dari kata "ghadlaba", ialah meluap dan mendidihnya darah dalam hati atau jantung, yang begitu cepat naik ke kepala, sehingga terlihat pengaruhnya pada air muka dan matanya yang menjadi merah padam. Musuhnya atau orang yang mereka marahi pada pandangnnya menjadi kecil, seolah-olah dapat ditelannya bulat-bulat. Telinganya juga kelihatan merah dan kadang-kadang tak dapat mendengar nasihat orang lain, mulutnya terlihat gemetar dan menyemburkan caci-maki dan sumpah serapah serta kata-kata yang tidak sopan sama sekali, otak dan akal pikirannya kehilangan pertimbangan yang waras, karena dikuasai oleh amarahnya yang melampaui batas itu.
Darah yang mendidih itu juga menyebar sehingga tangannya gemetar dan mengepal serta diacung-acungkannya kepada lawannya. Kakinya pun mulai membuat langkah persiapan untuk menyerang.
karena itulah Nabi saw. menyebutkan dalam Hadits :
" Jagalah diri kalian dari ghadlab (marah), karena ia laksana bara api yang dinyalakan di dalam hati manusia. Bukankah kalian melihat mengembangnya leher dan memerahnya kedua biji matanya?".
Adapun kemurkaan Allah, dimanifestasikan dalam bentuk siksaan yang diberikan kepada orang yang bersalah, sehingga orang itu merasa gundah hati, sakit dan sebagainya, atau orang itu dikembalikan berjalan di jalan yang diridhoi Allah.
Allah telah memberitahukan hamba-Nya bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya kecuali Dia. Juga Allah memberitahukan bahwa sifat kasih sayang kepada hamba-Nya berupa pahala dan karunia-Nya lebih didahulukan daripada hukuman dan siksa-Nya. Karena itulah Allah berfirman dalam surat al-Hijr :
" Beritakanlah kepada semua hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun dan Maha Pengasih, dan bahwa siksa-Ku adalah siksaan yang maha pedih". (Q.S. 15 al-Hijr : 49-50)
Didahulukannya rahmat atas kemurkaan-Nya itu adalah karunia dan kemurahan-Nya.
Barang siapa yang beriman dan percaya kepada-Nya, iman yang benar dan percaya yang sungguh-sungguh serta mengaku dan menetapkan kewahdaniatan-Nya (Keesaan-Nya), mengaku dan menetapkan dengan sepenuh hatinya kerasulan Nabi Muhammad, maka Allah swt. akan menempatkannya di dalam surga, suatu tempat ni'mat dan karunia yang maha besar lagi kekal dan abadi. 
Dapatlah kita ambil pengertian bahwa sudah tentu tidaklah cukup dengan hanya semata-mata penyaksian lisan saja, sebab yang dinamakan "iman" adalah i'tiqad dan percaya dengan hati, pengakuan dengan lidah, dan pelaksanaan dengan seluruh anggota. Kalau sudah percaya dengan hati akan ke-Esaan Allah dan diucapkannya pula pengakuan itu dengan lidahnya (dua kalimah syahadat), hendaknya ia melaksanakan semua ajaran yang berupa perintah dan larangan Allah dengan tulus ikhlas dan sepenuh hati. Dengan demikian barulah ia berhak mendapatkan surga seperti yang telah dijanjikan dalam Hadits Qudsi di atas.
Syahadatut-Tauhid atau penyaksian terhadap ke-Esaan Allah dengan ucapan "La Ilaha Illallah" itu, menuntut beberapa hak, beberapa ketentuan, dan beberapa kewajiban. Demikian juga Syahadaturrisalah "anna Muhammadar-Rasulullah", menuntut keharusan mengikuti petunjuk beliau dengan melaksanakan sunnahnya.
Barangsiapa yang telah memenuhi syarat-syarat tersebut dengan penuh keikhlasan, ia berhak mendapatkan surga sebagaimana yang telah dijanjikan.             

YANG BAIK DI TANGAN ALLAH

Firman Allah swt. dalam Hadits Qudsi :
" Sesungguhnya orang yang mengatakan : " Hujan telah turun kepada kita karena adanya bintang anu' dan bintang anu'." Sebenarnya orang itu telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang yang disebutnya.
Dan orang-orang yang mengatakan : " Sesungguhnya Allah telah menyiramkan air hujan kepadaku", sebenarnya orang itu telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang yang disebutnya." ( HQR Thabarani di dalam kitab Al-Ausath yang bersumber dari Ibnu Mas'ud r.a.)

Kata "Nau'" di atas, artinya bintang yang sudah condong untuk terbenam. Seorang ahli bahasa Arab yang sangat terkenal, ibnul Atsir dalam "Nihayah"-nya, menerangkan bahwa "nau" itu, semuanya ada dua puluh delapan. Masing-masing nau' yang dua puluh delapan itu disebut manzilah yang artinya tempat persinggahan (karena setiap malam, bulan singgah pada setiap nau' itu). Allah berfirman :
" Dan bulan kami takdirkan singgah pada beberapa manzilah (tempat persinggahan)". (Q.S. 36 Yasin : 39)
Setiap 13 malam, masing-masing manzilah itu terbenam di sebelah barat bersamaan terbit fajar, sedang di sebelah timur terbit manzilah lainnya. Demikianlah berlalu hingga akhir tahun.
Maha Suci Allah yang telah mengedarkan kesemuanya dalam orbitnya masing-masing.
Bangsa Arab dahulu mempercayai datang hujan itu disebabkan terbenamnya manzilah yang satu dan timbulnya manzilah lainnya, sehingga mereka mengatakan : " Hujan turun oleh karena bintang (nau') anu tenggelam dan timbulnya nau' anu." Jelasnya mereka mengitikadkan bahwa adanya hujan atau tidak, atau perubahan angin ialah karena bintang (nau') itu.
Kepercayaan kepada selain Allah seperti itu, adalah kufur dan ingkar kepada Allah. Karena itulah dalam hadits di atas disebutkan secara tegas hukumnya.
Adapun orang yang mengitikadkan bahwa hujan itu memang sebenarnya dari Allah swt. dan berkata : " Hujan turun kepada kita". Sebagai pengganti kalimat, " Allah menurunkan hujan kepada kita bersamaan dengan timbulnya bintang itu", sudah barang tentu tidak menjadi kafir. Sebenarnya orang tersebut mengatakan Allah swt. itulah yang sesungguhnya menjalankan sunnah menurunkan hujan pada waktu-waktu bertepatan seperti tersebut di atas.
Meskipun demikian para Ulama' menganggap bahwa ucapan atau kata-kata yang menimbulkan kekeliruan maksud, lebih baik dihindari. Apalagi yang menyangkut kekuasaan Allah, langsung disandarkan kepada Allah swt.
Kata "kafara" atau kufrun, asal ma'nanya menutup dan melindungi sesuatu dari pandangan, sehingga benar-benar tidak tampak dantidak kelihatan.
Para Ulama' menerangkan bahwa "kufrun" itu lawan "iman" dan kufrun terbagi pada :
1. Kufrun Inkar, seperti kufurnya kaum komunis, mengingkari adanya Allah swt. Tidak mau tahu dan tidak mau mengenal Allah swt.
2. kufur Juhud, seperti inkar dan kufurnya iblis karena sebenarnya dia kenal dan tahu akan Allah dalam hati sanubarinya namun tidak mengaku dengan lidahnya.
3. Kufur Inad, yaitu inkar semata-mata karena keras kepala walaupun hati dan lidahnya mengakui adanya Allah, akan tetapi tidak tunduk dan taat kepada-Nya disebabkan iri dan dengki, atau menunjukkan kebangkangannya, misalnya kufurnya Abu Jahal dan yang sebangsanya.
4. Kufur Nifak, yaitu mengakui adanya Allah swt. dengan lidahnya akan tetapi hatinya tetap ingkar.
Para Ulama' mengemukakan bahwa seseorang dapat digolongkan "kufur" apabila mengingkari salah satu ketentuan Islam, akan tetapi tidak digolongkan kepada orang yang tidak beriman.
Termasuk dalam golongan ini ialah kufrun ni'mah sebagai bagian dari "kufrul-'asyir". Nabi saw. pernah bersabda kepada Aisyah r.a. bahwa kaum wanita sering melakukannya. Kufur Asyir' artinya mengingkari budi baik yang pernah diterimanya. Misalnya pada waktu siang, istri marah-marah pada suami dengan berkata, " Engkau tidak pernah memberi belanja kepadaku", atau : " Engkau tidak pernah membawa aku berjalan-jalan", atau " Engkau tidak pernah membelikan aku pakaian". Ucapan seperti ini termasuk kufur asyir'.
Termasuk dalam kategori kufrun ni'mah' atau pengingkaran tarhadap ni'mat Allah, tapi tidak sampai keluar dari daerah iman, ialah melakukan maksiat yang sebangsa tabdzir (pemborosan harta, waktu yang bukan pada tempatnya).
"Kufur" yang diartikan "membungkus" dan "menutupi" sesuatu hingga tidak kelihatan, ialah kata "takfurun" dalam Q.S. 3 Ali-Imran : 101.
"Takfurun" di situ artinya bukan kafir dan inkar kepada Allah, tetapi maksudnya menutupi keadaan yang tadinya baik dan harmonis serta rukun dan damai, antara sesama mereka. Kita artikan demikian, karena sababun-Nuzul (sebab turunnya) ayat itu melukiskan beberapa orang dari Qabilah Aus dan Qabilah Khadzraj berbantahan, menyebut-nyebut permusuhan dahulu sebelum mereka masuk Islam, sehingga hampir saja mengakibatkan pertempuran hebat. Sebagaimana kita ketahui dari sejarah, bahwa kedua Qabilah itu sebelum Islam datang (menyinari kota mereka), senantiasa dicekam permusuhan dan pertempuran antara sesama mereka selama delapan puluh tahun. maka turunlah ayat di atas untuk menyadarkan mereka kembali, sehingga hidup rukun dan damai dalam ikatan ukhuwah Islamiyah'' ( K.H. Qamaruddin Shaleh: Asbabun Nuzul, hal. 98-99. Tafsir Jalalain hal. 72).
Dalam Hadits Qudsi tersebut di atas Allah telah memberitakan kepada kita, bahwa ada sebagian orang yang tidak hati-hati mengucapkan perkataan, sehingga terkadang dengan ucapannya itu tergelincir jadi orang kufur kepada Allah. Oleh karena itu segala hal yang langsung berkenaan dengan ciptaan atau perbuatan Allah, sebaiknya langsung disandarkan kepada-Nya tanpa mengucapkan hal-hal yang kira-kira meragukan orang akan itikad dan kepercayaannya. Misalnya ucapan, " Turunnya hujan yang menyirami kita disebabkan adanya bintang anu' dan bintang anu'". Menurut Hadits Qudsi di atas hal seperti di itu jelas menjadikan kafir kepada Allah, menyebabkan imannya diragukan.
Dalam Al-Quran banyak terdapa ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah swt.-lah yang menurunkan hujan :

" Akan dikirimkan kepada kalian awan yang menurunkan hujan lebat". (Q.S. 11 Hud : 52)

" Dan Kami turunkan dari awan, air yang tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun yang rimbun". (Q.S. 78 an-Naba : 14-16) 

Sabtu, 05 Februari 2011

AKIBAT KEDHALIMAN

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :
Allah swt. mewahyukan kepada Nabi Daud a.s : " Katakanlah kepada orang-orang yang melakukan kedholiman janganlah kalian berdzikir kepada-Ku (kecuali setelah bertaubat atau dalam usaha bertaubat) karena aku selalu memperhatikan orang yang berdzikir kepada-Ku. Tetapi perhatian-Ku terhadap orang (yang melakukan kedhaliman) berupa la'nat kepada mereka."
( HQR. Hakim dalam kitab tarikhnya, dan Dailami dan Ibnu 'Asakir' yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.)

      Asal ma'na "kedhaliman" ialah aniaya dan melampaui batas yang telah ditentukan. Arti dhalim menurut ahli bahasa dan kebanyakan Ulama' ialah :  " Meletakkan sesuatu bukan pada tempat yang semestinya. Baik mengurangi, menambah atau mengubah waktu, tempat atau letaknya." Oleh karena itu kata kedhaliman diartikan sebagai penyimpangan dari ketentuan, baik besar ataupun kecil. Dikatakan orang itu dhalim apabila dosa sekalipun kecil, apalagi besar. Sebagian Hukama (Hukama : (dalam text ini) Ahli Filsafat Islam) membagi kedhaliman itu menjadi tiga :
1. Kedhaliman manusia terhadap Allah swt. : 
    Kedhaliman yang terbesar dari jenis ini adalah kufur (mengingkari Allah), syirik (menyekutukan Allah) dan nifaq' (mengaku beriman dengan lidahnya akan tetapi bathinnya menolak). Nifaq' yaitu menyembunyikan sikap kufur dalam bathin dengan memperlihatkan seolah-olah beriman (Ta'rifat hal. 219).
Allah berfirman dalam Al-Quran :
" Sesungguhnya menyekutukan Allah itu termasuk kedhaliman yang besar." (Q.S. 31 al-Lukman : 13)
" Siapakah yang lebih dhalim dari orang yang membohongkan' Allah. (Q.S. 39 az-Zumar : 32)
Keterangan : 'menganggap Allah bersekutu, beristri dan beranak. 
2. Kedhaliman manusia dengan sesamanya,  yaitu berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain rugi karena perbuatannya seperti melanggar janji, takabur, membuat keonaran dan sebagainya.
Kedhaliman inilah yang dimaksud dengan firman Allah :
" balasan terhadap yang jahat setimpal dengan kejahatannya. barangsiapa yang suka memaafkan dan berlaku damai, pahalanya akan dijamin Allah, karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melakukan kedhaliman." (Q.S. 42 as-Syura : 40)
3. Kedhaliman terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat maksiat dan kedurhakaan, seperti berzina, minum-minuman keras, dan melanggar larangan Allah, mengurangi atau menambah ketentuan yang ditetapkan Allah swt. dan sebagainya. Inilah yang dimaksud dalam Ayat :
" Ada sebagian dari mereka yang berlaku aniaya terhadap dirinya sendiri." (Q.S. 35 Fathir : 32)
    Tiga macam kedhaliman itu, pada hakikatnya bertitik tolak pada satu, yakni kedholiman terhadap diri sendiri. Orang yang hendak melakukan kedholiman terhadap orang lain, sebenarnya berarti telah mendhalimi dirinya sendiri. Si pendholim itulah yang pertama kali menderita akibat perbuatan dhalimnya, sedang orang lain, hanya sebagai akibat sekunder dari perbuatan dholim orang itu. Sebab itu Allah berfirman dengan jelas dalam Al-Quran :
" Dan barangsiapa yang melakukan demikian', sesungguhnya ia telah menganiaya dirinya sendiri." (Q.S 2 al-Baqarah : 231)
Keterangan : Di antaranya mentalak wanita waktu haid sehingga memperpanjang waktu iddah
" Dan mereka tidak menganiaya Kami, akan tetapi menganiaya diri mereka sendiri." (Q.S. 2 al-Baqarah : 57)
Allah swt. telah mewahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya :
     Daud a.s. agar melarang orang yang sedang melakukan kedhaliman mengatas namakan perbuatannya itu atas nama Allah atau menyebut-nyebut salah satu sifat-sifat-Nya. Seringkali orang yang melakukan kedhaliman, berpura-pura dzikir kepada Allah, seolah-olah hendak menipu Allah. Padahal orang yang melakukan dzikir dengan sesungguhnya, pasti akan menghentikan kedhalimannya, dan mereka merasa enggan atau ngeri melakukan kedhaliman. Orang yang seolah-olah berdzikir itulah yang telah menipu dirinya sendiri tanpa disadarinya.
    Allah berjanji akan selalu ingat kepada orang yang dzikir kepada-Nya dengan melimpahkan rahmat dan karunia dan ampunan-Nya. Akan tetapi bagi orang yang berpura-pura dzikir kepada Allah di saat melakukan kedhaliman, Allah akan ingat pula dengan mela'nat atau mengutuknya, sesuai dengan perbuatan yang tidak diridhai-Nya itu.
Sehubungan dengan dzikir (ingat kepada Allah) di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat-ayat yang mementingkan dan mengutamakan dzikir, di antaranya :

" Sesungguhnya dalam menciptakan kejadian langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, benar-benar menjadi bukti (keterangan) bagi orang-orang yang mengerti. Orang-orang yang suka berdzikir kepada Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka merenungkan dan menganalisa kejadian langit dan bumi, (sampai berkesimpulan) : Rabbana, tidak sia-sia Engkau ciptakan ini. Maha Suci Engkau. Peliharalah kami dari siksa neraka." (Q.S. 3 Ali-Imran : 190-191)

" Orang yang ruju' kepada Allah adalah orang-orang yang beriman dan hatinya menjadi tentram karena dzikir kepada Allah. Perhatikan bahwa dzikir kepada Allah ( menyebabkan) hati menjadi tenang." (Q.S. 13 ar-Ra'd : 28)
Keterangan : Ruju' kepada Allah menerima yang hak. 
 ( Hadits Qudsi, K.H. M. Ali Usman - H. A.A. Dahlan - Prof. Dr. H. M.D. Dahlan)